Stres merupakan keluhan umum yang bisa dirasakan setiap orang. Biasanya, stres muncul ketika seseorang berada dalam situasi yang penuh tekanan dan bisa menimbulkan dampak stres pada tubuh.
Beberapa orang mungkin mampu mengatasi stres yang dia alami. Namun, bagi beberapa orang lainnya, stres bisa terjadi dalam jangka panjang.
Bukan hanya itu, stres juga bisa dirasakan berulang bagi sebagian orang. Oleh karena itu stres bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
Secara alamiah, stres sebetulnya merupakan respon tubuh terhadap perubahan lingkungan. Respon tersebut bisa berbentuk fisik, mental, atau emosional.
Reaksi tersebut juga dikenal dengan “fight or flight“. Biasanya kondisi ini menyebabkan denyut jantung meningkat, tegangnya otot-otot, naiknya tekanan darah, hingga pernapasan lebih cepat.
Namun, bagaimana sebetulnya stres memberikan dampak bagi tubuh kita? Berikut ini ulasannya.
Dampak Stres Bagi Tubuh:
1. Sistem Saraf Pusat
Dampak stres bagi tubuh yang pertama yaitu terganggunya sistem saraf pusat.
Ketika stres muncul, sistem saraf pusat punya peranan paling besar dalam memberikan respon.
Tak hanya saat pertama kali muncul, sistem saraf pusat bakal memberikan respon hingga stres hilang.
Dalam situasi seperti itu, sistem saraf pusat bakalan memberikan perintah dari hipotalamus ke kelenjar adrenal agar melepaskan hormon adrenalin dan kortisol.
Ketika keduanya dilepaskan, organ hati bajal menghasilkan lebih banyak gula dalam darah guna memberikan energi bagi tubuh.
Namun, bagi beberapa orang yang rentan terkena diabetes tipe 2, gula dalam darah tidak bisa diserap secara sempurna hingga kadarnya meningkat.
Selain itu, pelepasn hormon adrenalin dan kortisol menyebabkan sejumlah perubahan dalam tubuh.
Diantaranya ialah, detak jantung yang meningkat, pernapasan lebih cepat, hingga pelebaran pembuluh darah di bagian lengan serta kaki.
Akan tetapi kalian tak perlu khawatir. Ketika stres menghilang, sistem saraf pusat akan memerintahkan tubuh untuk kembali ke kondisi normal.
2. Dampak pada pernapasan
Dampak stres bagi tubuh selanjutnya ia pada pernapasan. Sistem pernapasan tentu juga akan menerima dempak dari muncul stres.
Ketika stres, napas akan menjadi lebih cepat. Bukan tanpa alasan, kondisi ini dipicu lantaran tubuh harus mengalirkan oksigen ke seluruh baguan tubuh.
Situasi ini tentu berbahaya bagi pengidap asma dan emfisema. Bukan tidak mungkin, situasi tersebut menyebabkan masalah yang lebih serius bagi mereka.
3. Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular juga bisa terkena dampak stres. Terutama bagi orang yang mengalami stres jangka panjang.
Stres dengan jangka yang panjang, bisa membuat pembuluh darah yang menuju ke otot besar dan jantung melebar. Kondisi ini akan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Tak hanya itu, volume darah yang dipompa ke seluruh tubuh juga bakal mengalami peningkatan.
Alhasil, stres jangka panjang bisa meningkatkan kemungkinan hipertensi, serangan jantung, hingga stroke.
4. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terganggu juga bisa menjadi salah satu dampak stres bagi tubuh.
Stres biasanya juga berdampak pada pencernaan. Beberapa orang bahkan kerap merasakan mual, muntah, dan sakit perut ketika stres.
Gejala tersebut juga didukung dengan dampak stres terhadap pergerakan makanan dalam usus. Kondisi ini, meningkatkan risiko diare dan sembelit.
5. Sistem Otot Rangka
Stres yang terjadi dalam jangka panjang, juga akan berdampak pada sistem otot rangka yang terjadi karena dampak stres bagi tubuh.
Stres kerap membuat otot tidak memiliki banyak waktu untuk rileks.
Dari otot yang menegang, bisa menyebabkan gejala sakit kepala. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa menyebabkan nyeri di beberapa bagian tubuh.
6. Sistem Reproduksi
Bagi para pria, stres juga bisa berdampak pada sistem reproduksi. Selama stres, pria biasanya lebih banyak menghasilkan hormon testoteron.
Kondisi ini tentu memberikan dampak pada gairah seksual. Gairah seksual pria yang sednag stres bisa meningkat dalam jangka pendek.
Apabila kondisi ini berlangsung lama, terkadang hormon testoteron pria menurun.
Sehingga menyebabkan produksi sperma terganggu. Situasi ini bisa meningkatkan resiko terjadinya disfungsi ereksi atau impotensi.
Bukan hanya pria, stres juga bisa berdampak pada sistem reproduksi wanita. Stres dengan jangka yang panjang, dapat berpengaruh pada sikus menstruasi seseorang.
7. Sistem Imun
Stres dalam jangka waktu lama, membuat tubuh harus melepaskan kortisol alias hormon stres.
Pelepasan kortisol bisa menghambat pelepasan histamin serta respon peradangan untuk melawan zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
Situasi ini membuat seseorang yang terkena stres kronis jadi rentan terkena penyakit, influenza misalnya.
Bukan hanya itu, kondisi tersebut juga membuat luka sulit sembuh.
Itu lah beberapa dampak stres bagi kesehatan tubuh kita. Jangan sampai kita merasakan stres yang berkepanjangan.
Akan tetapi, jika kalian merasakan stres berkepanjangan, segera hubungi dokter terkait.
Selain dokter, beberapa terapi juga disebut bisa mengurangi stres. Jalan-jalan, menonton film, mendengarkan musik, hingga olahraga bisa kamu jadikan sarana alternatif untuk menghilangkan stres.
Namun, langkah pencegahan terhadap stres nampaknya juga lebih penting untuk diperhatikan.
Keseimbangan hidup merupakan salah satu cara untuk mencegah stres.
Jangan terlalu berat dalam memikirkan masalah hidup juga menjadi kunci seseorang terhindar dari stres.