Tantrum adalah
5 Cara Menghadapi dan Mengatasi Anak Tantrum – Tantrum adalah kondisi emosi yang tidak stabil yang sering terjadi pada anak balita atau berusia di bawah 5 tahun. Luapan emosi tersebut dapat berupa marah-marah, tangisan ataupun teriakan yang seringnya sulit untuk dihentikan. Cara menghadapi dan mengatasi anak tantrum tentunya berbeda-beda pada setiap anak.
Menurut narasumber psikolog Ray Levy menyebutkan tantrum umumnya terjadi pada usia 1-4 tahun yang belum memiliki keterampilan coping yang maksimal. Keterampilan coping adalah suatu mekanisme dalam pikiran diri sendiri untuk mengatasi suatu kendala atau masalah. Karena keterampilan coping pada anak berusia 1-4 tahun belum berkembang dengan baik, maka mereka pun meluapkannya dengan marah-marah ataupun teriak dan menangis.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai bagaimana cara menghadapi dan mengatasi tantrum pada anak, kamu harus tahu dulu penyebab terjadinya tantrum. Tantrum pada anak umumnya terjadi karena alasan yang cukup sederhana, yaitu anak tidak mendapatkan keinginannya.
Misalkan pada anak berusia 1-2 tahun yang masih ingin tambahan susu atau mainan yang jaraknya jauh dari capaiannya, maka mereka akan merasa stress karena tidak bisa mendapatkan keinginannya sehingga terjadilah tantrum karena mereka pun belum bisa berkomunikasi dengan orang tua mengenai keinginan mereka.
Berbeda dengan anak berusia 3-4 tahun yang lebih mandiri dan dapat berkomunikasi. Mereka telah mengetahui kebutuhan dan keinginannya serta bagaimana cara untuk mendapatkannya, misalnya dengan meminta pada orang tuanya. Saat ia tidak bisa mendapatkan keinginannya, maka ia pun frustasi sehingga terjadilah tantrum karena ia ingin memaksakan agar bisa mendapat keinginannya.
Simak juga: 10 Rekomendasi Vitamin & Multivitamin yang Bagus Untuk Anak 1 Tahun
5 Cara Menghadapi dan Mengatasi Anak Tantrum
-
Abaikan dan biarkan anak meluapkan emosinya
Cara pertama untuk menghadapi dan mengatasi tantrum anak adalah dengan mengabaikan dan membiarkan anak meluapkan emosinya. Tidak jarang ketika kita memberikan perhatian lebih pada saat anak tantrum, maka sang anak akan merasa bahwa dengan tantrum maka ia bisa mendapatkan keinginannya sehingga kemarahannya pun makin menjadi-jadi.
Pada situasi seperti ini, terkadang mengabaikan anak dan memberikan ia ruang untuk meluapkan emosinya merupakan tindakan yang tepat untuk dilakukan oleh orang tua. Setelah anak lebih tenang dana dapat diajak berkomunikasi dengan baik, maka orang tua bisa mendekati anak dan memberikan nasihat dengan kata-kata yang lembut.
Orang tua juga bisa mengajarkan pola pikir kepada anak, misalnya jika sang anak marah karena tidak diberikan es krim. Orang tua bisa mengajarkan dengan memberikan pertanyaan: “Apa alasannya kamu teriak marah-marah dan nangis?”, “Apa dengan tindakan kamu itu kamu mendapatkan es krim?”, “Bukankah kamu tahu kalau es krim hanya boleh diberikan 1 kali dalam seminggu?”, “Apakah kamu tahu kalau meminta dengan baik maka ayah / ibu akan memberi kamu es krim?”
Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa mengajak anak untuk berpikir dengan lebih jernih sehingga kemungkinan terjadinya tantrum berikutnya akan lebih berkurang.
-
Batasi perilaku agresif anak
Jika anak tantrum tidak hanya dengan teriakan, nangisan dan marah-marah, tetapi juga dengan perilaku dan tindakan yang agresif maka jangan abaikan dia begitu saja. Contohnya jika anak melemparkan barang, menendang, memukul atau menjatuhkan barang maka kamu harus melindungi anak dan orang sekitar dari dampak tindakan tersebut.
Usahakan agar anak menghentikan perilaku agresif agar tidak melukai dirinya sendiri dan orang lain. Lalu berilah penjelasan kepada anak bahwa dengan tantrum dan perilaku agresif tersebut, ia tidak akan mendapatkan keinginannya, malah bisa menyakiti dirinya dan orang lain di sekitarnya.
-
Membantu keterbatasan kemampuan anak
Jika seorang anak tantrum karena keterbatasan kemampuannya, misalnya ia ingin mengambil barang yang ada di rak bagian atas namun ia tidak dapat mengambilnya karena belum cukup tinggi, atau saat anak menginginkan suatu barang namun tidak bisa menemukannya, maka sebagai orang tua, kamu dapat membantu mereka.
Membantu keterbatasan kemampuan anak merupakan salah satu cara menghadapi dan mengatasi tantrum anak. Setelah anak lebih tenang, ajarkan bahwa dengan berteriak dan menangis tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi si anak bisa menyelesaikan masalah yang ia hadapi dengan berkomunikasi, seperti meminta tolong atau menjelaskan keinginannya kepada orang tua.
-
Berikan perintah sederhana
Saat anak tantrum, salah satu cara menghadapi dan mengatasi emosi anak adalah dengan memberikan perintah sederhana untuk mengalihkan perhatiannya. Jangan berkata-kata terlalu panjang atau dengan bahasa yang sulit dimengerti oleh anak.
Saat anak sedang teriak atau menangis, alihkan perhatiannya dengan barang atau aktivitas lain, contohnya “Wah lihat ada pesawat!” atau “Ayo kita mewarnai” dsb.
-
Peluk dan tenangkan anak
Pelukan sang orang tua kepada anak juga dapat menenangkan si kecil. Tidak jarang, saat anak sedang menangis dan berteriak marah-marah, mereka akan diam dan tenang saat berada dalam pelukan orang tuanya.
Kamu tidak perlu berkata-kata atau langsung menasihatinya, tetapi peluk saja dia. Setelah ia lebih tenang dan juga bisa diajak berkomunikasi lagi, maka berikan nasihat dengan kata-kata yang lembut. Selalu ingatkan anak bahwa kamu sangat menyayangi mereka meskipun kamu tidak setuju dengan teriakan dan amarahnya.
Demikianlah 5 Cara Menghadapi dan Mengatasi Anak Tantrum. Semoga membantu!