Apa itu penyakit hidrosefalus? Penyakit yang banyak terjadi pada anak ini ternyata juga bisa terjadi pada orang dewasa lho! Mungkin sebagian dari kalian belum pernah mendengar mengenai hidrosefalus pada orang dewasa yang cukup sering terjadi, terutama pada usia lanjut. Yuk simak artikel di bawah ini!
Apa Itu Penyakit Hidrosefalus?
Dilansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), penyakit hidrosefalus adalah akumulasi dari cairan serebrospinal di dalam ventrikel serebral otak. Penyebab dari akumulasi ini dapat dibagi berdasarkan mekanismenya, yaitu:
- Obstruksi atau penyumbatan dari aliran cairan serebrospinal
- Gangguan absorpsi atau penyerapan sistem vena atau pembuluh darah balik
- Produksi berlebihan dari cairan serebrospinal
Klasifikasi awal dari hidrosefalus dibagi menjadi komunikan dan non-komunikan (obstruktif), namun saat ini penyakit hidrosefalus pada orang dewasa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu: obstruktif, komunikan, hipersekterorik, dan Normal Pressure Hydrocephalus (NPH).
Angka terjadinya penyakit hidrosefalus adalah sebanyak 85 per 100,000 individu dan sebanyak 11 per 100,000 orang dewasa. Angka kejadiannya meningkat secara tajam pada kalangan lanjut usia, yaitu sebanyak 175 per 100,000 individu dan lebih dari 400 per 100,000 individu berusia di atas 80 tahun.
Gejala Penyakit Hidrosefalus Adalah
Gejala yang paling terlihat jelas adalah pembesaran dari lingkar kepala, namun gejala ini umumnya hanya terlihat jelas pada populasi anak. Sedangkan pada orang dewasa dan lanjut usia, lingkar kepala tidak akan membesar.
Selain ukuran kepala, terdapat gejala-gejala lain yang dapat terjadi, yaitu:
- Nyeri kepala hebat
- Pusing
- Muntah menyemprot
- Lemas
- Gangguan keseimbangan
- Penglihatan dobel
- Tidak dapat menahan Buang Air Kecil (BAK)
- Kejang
- Tidak sadarkan diri
Apa Penyebab Penyakit Hidrosefalus pada Orang Dewasa?
Berdasarkan waktu munculnya suatu penyakit, hidrosefalus dapat muncul sejak lahir atau disebut juga kongenital ataupun saat dewasa. Hidrosefalus sejak lahir (kongenital) umumnya merupakan bagian dari penyakit genetik, sindroma bawaan sejak lahir, atau kelainan pada tulang belakang. Sedangkan hidrosefalus pada usia dewasa paling sering terjadi akibat cedera pada otak dan penyusutan massa otak.
Beberapa penyebab penyakit hidrosefalus pada orang dewasa adalah sebagai berikut.
1. Hidrosefalus Ex-Vacuo
Hidrosefalus ex-vacuo adalah jenis penyakit hidrosefalus yang terjadi akibat peningkatan volume cairan serebrospinal sebagai bentuk kompensasi dari penyusutan (atrofi) jaringan otak. Peningkatan volume cairan serebrospinal tersebut mengisi ventrikel serebral dan ruang sub-araknoid.
Atrofi jaringan otak dapat disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti demensia, Alzheimer, cedera otak pasca trauma, dan skizofrenia. Berdasarkan penyebabnya tersebut, hidrosefalus ex-vacuo paling banyak terjadi pada kalangan lanjut usia.
2. Normal Pressure Hydrocephalus (NPH)
Sesuai dengan namanya NPH atau hidrosefalus tekanan normal sering terjadi pada kalangan usia dewasa dan lanjut yang umumnya disebabkan oleh penyumbatan atau obstruksi pada pembuangan cairan serebrospinal. Hal ini akan menyebabkan ventrikel serebral membesar karena volume cairan yang berlebihan.
NPH dapat diakibatkan oleh cedera kepala, perdarahan pada otak, memiliki tumor otak, mengidap infeksi pada otak, atau pasca operasi otak. Umumnya pada pasien dengan NPH akan ditemukan trias: gangguan berjalan, tidak dapat menahan BAK (inkontinensia uri), dan gangguan berpikir.
3. Pseudotumor Serebral
“Pseudo” berarti palsu dan “tumor” berarti suatu massa sehingga pseudotumor serebral dapat diartikan sebagai kondisi “tumor palsu” di mana gejala yang timbul serupa dengan gejala tumor otak, namun pada kenyataannya, tidak terdapat tumor pada otak.
Penyebab dari kondisi ini tidak diketahui (idiopatik), namun kondisi ini paling banyak ditemukan pada wanita usia produktif. Gejala yang dirasakan adalah gejala-gejala yang persis dengan gejala tumor otak.
4. Hidrosefalus Bawaan
Hidrosefalus bawaan umumnya merupakan akibat kelainan struktur anatomi ataupun genetik. Umumnya gejala yang dirasakan dapat berupa gejala ringan sehingga baru ditemukan saat dewasa.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hidrosefalus bawaan adalah spina bifida, penyempitan ventrikel atau salurannya, dan kelainan pada bagian otak.
Pemeriksaan untuk Diagnosa Penyakit Hidrosefalus
Jika kamu mengalami gejala-gejala dengan faktor risiko dan penyebab yang telah disebutkan di atas, maka sebaiknya kamu berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf atau neurologi mengenai keluhan yang kamu rasakan. Umumnya jika kamu membutuhkan penanganan lebih lanjut yang tidak termasuk pada kompetensi dokter saraf, maka kamu akan dirujuk ke dokter bedah saraf.
Untuk menegakkan diagnosa penyakit hidrosefalus, tentunya diperlukan informasi yang lengkap mengenai keluhan dan gejala yang dirasakan serta pemeriksaan fisik pada pasien. Namun untuk memastikan dan konfirmasi mengenai penyebab dan lokasi kelainan di otak, umumnya dokter akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan:
- Analisa cairan serebrospinal
- Rontgen tulang tengkorak
- Ultrasonografi
- Computed Tomographic (CT) Scan
- Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Tentunya kamu tidak wajib melakukan semuanya, karena setiap pemeriksaan penunjang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta terdapat sensitivitas terhadap penyakit atau kondisi tertentu. Pemilihan dari modalitas penunjang tersebut ditentukan berdasarkan kecurigaan terhadap penyebab tertentu yang kemungkinan besar terjadi pada kamu.
Penanganan Penyakit Hidrosefalus
Penanganan penyakit hidrosefalus bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Tatalaksana yang tersedia juga beragam, mulai dari konservatif hingga invasif, namun pilihannya dapat ditentukan setelah menegakkan diagnosa penyakit dengan jelas.
Misalnya jika terjadi akibat kelainan struktur anatomi, maka untuk menanganinya, perlu dilakukan koreksi pada struktur tersebut. Sedangkan jika terjadi akibat infeksi otak, maka infeksi tersebut perlu ditangani dengan harapan agar otak bisa kembali normal.
Beberapa pilihan penanganan pada penyakit hidrosefalus antara lain:
- Obat-obatan: Diuretik, antibiotik, anti inflamasi, dsb
- Ventriculoperitoneal (VP) shunt: Pemasangan selang untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel serebral ke peritoneum
- Ventriculoatrial (VA) shunt: Pemasangan selang untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel serebral ke atrium jantung
- Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV): Pembedahan untuk membuat lubang pada ventrikel sebagai akses pengaliran cairan serebrospinal
Demikianlah Apa Itu Penyakit Hidrosefalus? Sering pada Anak, tetapi juga Bisa Terjadi pada Orang Dewasa! Semoga bermanfaat!