Belum lama ini Indonesia digemparkan dengan penyakit cacar monyet, yaitu penyakit infeksi virus monkeypox yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Meski heboh dengan berita bahwa sempat ada suspek atau dugaan kasus cacar Monyet, tapi Kementerian Kesehatan hingga awal Agustus 2022 memastikan belum ada temuan kasus positif monkeypox.
Penyakit ini muncul pertama kali di negara Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Gejala cacar monyet serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair namun berubah menjadi bernanah, menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan seiring perkembangannya.
Hal ini diakibatkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening. Meski sumber utama penyakit cacar monyet adalah hewan pengerat dan primata, seperti tikus, monyet, atau tupai yang terinfeksi, namun cacar monyet merupakan penyakit yang dapat menular dari orang ke orang.
Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air?
Virus penyebab kedua penyakit ini adalah dalam satu kelompok keluarga virus yang disebut Orthopoxvirus. Bila penyebab cacar air disebut vaccinia virus, sedangkan virus cacar monyet disebut virus monkeypox.
Kedua virus ini memiliki hubungan dekat dengan virus smallpox, penyakit cacar yang sudah dianggap musnah sejak 1980 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) berkat vaksinasi massal. Berbeda dengan kasus cacar monyet pada manusia dilaporkan pertama kali terjadi pada 1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Virus yang diidentifikasi pertama kali pada monyet tahun 1958 di Kopenhagen ini memiliki gejala mirip dengan gejala cacar tapi lebih ringan. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penyakit cacar monyet.
Penyebab Cacar Monyet
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam kelompok virus Orthopoxvirus. Awalnya virus ini menular dari hewan seperti seperti tupai, monyet atau tikus melalui cakaran atau gigitan ke manusia.
Selain itu, penularan virus ini juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Sama halnya dengan virus Covid-19, virus cacar monyet menyebar antarmanusia melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit.
Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi atau digunakan oleh si penderita. Meskipun, penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang lama.
Gejala Cacar Monyet
Di bawah ini adalah beberapa gejala cacar monyet yang bisa diperhatikan:
1. Gejala cacar monyet: Demam
Gejala awal tanda cacar monyet adalah demam. Demam dapat muncul sejak penderita terpapar virus penyebab cacar monyet hingga sekitar lima hari.
2. Sakit kepala parah
Gejala kedua selain demam adalah penderita cacar monyet juga akan merasakan sakit kepala yang lumayan parah.
3. Kelenjar getah bening bengkak
Gejala selanjutnya adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening. Ciri ini biasanya tanpa disadari oleh si penderita. Dan merupakan pembeda antara cacar monyet dan cacar air. Pembengkakan kelenjar getah bening ini terjadi pada ketiak, leher, atau selangkangan.
4. Lemas
Sama halnya dengan penyakit infeksi virus dan kuman lain, penderita cacar monyet juga akan merasakan lemas pada badannya.
Pengobatan Cacar Monyet
Pengobatan cacar monyet hingga saat ini belum ada yang spesifik karena umumnya hanya menimbulkan gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2–4 minggu. Untuk penyebarannya cacar monyet dapat dicegah dengan vaksin cacar (smallpox).
Beberapa negara mengatasi cacar monyet dengan menggunakan tecovirimat. Cara kerja tecovirimat ini yaitu dengan menghambat virus cacar monyet berkembang biak dan menyebar ke orang lain. Tapi pengobatan ini masih terbatas yaitu, pada pasien dewasa dengan berat badan ≥40 kg dan anak dengan berat badan ≥13 kg.
Sama seperti penyintas Covid-19, untuk mendapatkan pemantauan dari dokter dan mencegah penyebaran penyakit, penderita monkeypox perlu mendapatkan perawatan di ruang isolasi.
Pencegahan Cacar Monyet
Pencegahan cacar monyet yang bisa dilakukan adalah menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai, atau orang-orang yang sedang terinfeksi. Atau dengan beberapa langkah pencegahan lain di bawah ini:
- Menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer. Hal ini harus dilakukan terutama saat sebelum memasak atau mengolah makanan, sebelum makan, sebelum menyentuh hidung atau mata, dan sebelum membersihkan luka
- Menghindari penggunaan alat makan secara bergantian yang orang lain dan tidak menggunakan barang yang juga digunakan oleh orang yang terinfeksi
- Jauhkan kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi dagingnya
- Memasak daging hingga matang
Untuk mencegah penularan cacar monyet, petugas medis yang merawat pasien cacar monyet akan memberikan vaksin smallpox oleh dokter. Selain itu, petugas medis juga perlu memakai APD atau alat pelindung diri saat merawat pasien.
Demikian penjelasan seputar cacar monyet dan gejala cacar monyet yang bisa kamu perhatikan. Segera hubungi dokter hewan jika memiliki binatang peliharaan yang diduga terinfeksi virus cacar monyet dan jangan biarkan hewan tersebut berkeliaran. Jangan lupa gunakan sarung tangan dan masker sebelum kontak dengan hewan peliharaan tersebut.